Hidup ini adalah pilihan. Salah dalam melakukan
pilihan, masa depan adalah taruhannya. Seperti halnya memilih pasangan hidup,
benar atau salah kamu memilih pasangan hidup adalah pengambilan keputusan yang
paling penting dalam hidup kamu. Seluruh masa depanmu tergantung pada pilihanmu
saat ini. Yakinkah bahwa kamu telah memilih dia sebagai pasangan hidupmu yang
paling tepat?
Well, yang pertama kali harus kamu lakukan adalah
jujur pada diri sendiri, mengapa kamu mencintai dirinya? Sebagian besar orang
akan menjawab: “Karena dia mencintaiku”, “Yah, lebih baik dari pada hidup
sendiri”, “Aku ngga ingin menyakitinya”, “Sebab aku yakin telah menemukan orang
yang terbaik”
Jawaban-jawaban ‘umum’ seperti itu menandakan bahwa
hubungan yang mereka bangun didasarkan atas rasa takut, ketidak yakinan, dan
rasa belas kasihan semata. Mungkin saja diantara mereka banyak kecocokan, namun
bila terlalu banyak ‘jika’, dan ‘tapi’, cepat atau lambat hubungan yang mereka
bangun akan gagal. Bukan berarti mereka harus berpisah, mereka mungkin saja
tetap bisa hidup bersama dalam sisa hidup mereka, namun tetap saja gagal
sebagai pasangan. Maaf, yang ini pengalaman pribadi. Hahahahaha…
So, pertanyaannya masih tetap sama, bagaimana kamu
memilih pasangan yang tepat?
Sebenarnya, dan pada dasarnya kamu akan memilih
pasangan yang membuatmu tertarik secara fisik, ngga salah memang, tapi ada
beberapa aspek yang penting di perhatikan, ingat, this is your future. Coba
perhatikan beberapa hal di bawah ini.
· Komunikasi
Ketika kamu berbicara dengan dia (pasanganmu), apakah
dia sejajar denganmu? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaanmu? Apakah kamu bosan mendengar jawabannya yang ngga nyambung, atau
kamu menyukai jawabannya yang memang nyambung? Apakah dia berbicara lebih
lambat dibanding kamu? Apakah dia mengerti apa yang kamu bicarakan? Apakah kamu
benar-benar bisa berbicara dengannya tentang segala hal?
Sepetinya sih ngga penting, tapi bisa kamu bayangin,
hidup bersama dalam waktu yang lama dengan seseorang yang ngga bisa menjawab
dengan cepat pertanyaanmu, frustasi dengan lambatnya dia berkomunikasi, dan
ngga pernah mengerti ketika kamu mencoba menjelaskan sesuatu kepadanya.
Bayangin sendiri deh.
· Minat
Ini lebih sebagai anugerah. Sebaiknya kamu harus
mempunyai minat yang sama dengan dia untuk bisa tetap bersamanya, jika tidak,
yang terjadi adalah sebaliknya tidak akan ada obrolan yang mengasyikkan dan
tidak akan ada sesuatu yang menyenangkan untuk dikerjakan bersama. Ketika dua
manusia masing-masing memiliki minat yang berbeda, salah satunya biasanya akan
mengorbankan minatnya untuk memuaskan minat pasangannya, dan yang akan terjadi
pada akhirnya adalah memilih untuk ‘hidup sendiri’ dan ‘menyendiri’…
· Ambisi
Apakah kamu berdua memiliki ambisi yang sama dalam
hidup, atau dia hanya akan ‘mengganjalmu’ karena dia tidak memiliki ambisi
seperti yang kamu miliki? Apakah dia akan membiarkanmu (bahkan memberikanmu
dorongan) meraih karier yang selama ini kamu inginkan, yah, contoh kecil
misalnya pulang malam karena mengerjakan tugas di kantor, atau pulang malam
karena harus mengikuti kuliah malam? Atau malah sebaliknya dia akan melarangmu
untuk hal-hal itu?
· Etika
Apakah kamu memiliki etika yang sama? Apakah dia
merasa benar-benar OK mengerjakan sesuatu yang kamu merasa keberatan atau
sebaliknya? Apakah kamu memiliki keyakinan yang sama, misalnya agama, pandangan
hidup, pendidikan anak, dan sebagainya? Jika tidak, wah pasti bakalan banyak
masalah di kemudian hari.
· Kebersihan dan Kerapihan
Apakah dia jorok, sementara kamu adalah orang yang
sangat menjaga kebersihan? Apakah kamu melakukan hal yang sama dalam menjaga
penampilan?
Sebenarnya masih banyak aspek yang harus diperhatikan,
artinya jika kamu mencintai seseorang bukan berarti kamu sudah mendapatkan pasangan
hidup yang tepat untukmu. Satu hal yang pasti, jangan membangun hubungan cinta
yang didasari rasa bersalah karena menyakiti, rasa takut untuk hidup sendiri,
atau rasa puas bahwa kamu sudah mendapatkan yang terbaik. You never know what
you might have missed that was right around the corner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar